Minggu, 12 Mei 2013

KASUS GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA SAAT PERSALINAN DAN PENANGANANYA



TUGAS PSIKOLOGI
GANGGUAN KECEMASAN PADA IBU BERSALIN

Dosen pengampu : Mala Primarti, S.Psi., Psi






 
   
Disusun oleh
Nama                                       : Iva Arfiana
Nim                                          : 03012b031
Kelas/Semester                        : IA/ Semester I





PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO SEMARANG
2013



KASUS GANGGUAN  PSIKOLOGI KECEMASAN DAN KETAKUTAN YANG BERLEBIHAN YANG DIALAMI NY. ANY  DALAM PERSALINAN


Ny. any adalah seorang calon ibu yang pertama kali ini menjalani proses  kehamilanya, saat ini ny ani berumur 16 tahun (masih sangat muda) untuk proses persalinya yang pertama. Pada saat menginjak kehamilan trimester akhir Ny. any mengalami gangguan kecemasan yang berlebihan, dia sangat ketakutan akan proses persalinan yang dibayangkanya akan sangat menyakitkan, takut jika bayinya nanti meninggal, takut tidak kuat saat bersalin, takut jika di operasi, kecemasan dan ketakutan yang berlebihan tersebut hingga muncul beberapa keluhan  pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), mimpi buruk sampai-sampai mengalami halusinasi yang aneh-aneh(bayinya lahir cacat).
Sehigga hal tersebut sangat berpengaruh pada saat proses persalinanya, saat mengalami tanda-tanda persalinan seperti pengeluaran lendir dan darah hal itu membuat nya panik dan bingung hingga ketakutan, dan saat memerikskan pada bidan Ny. Any tidak mau dilakukan pemeriksaan pada vaginanya, merasa takut jika diperiksa darahnya akan semakin banyak yang keluar, kesakitan, takut jika nanti bayinya meninggal. dalam proses persalinan Ny. Any mengatakan pada bidan jika dirinya takut dan cemas dan hal tersebut mempengaruhi proses persalinan hingga berlangsung lama.
Dari kasus tersebut diatas, langkahapa yang harus anda lakukan sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan dan pertolongan kepada kasus Ny. any tersebut ??

PENANGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS DARI KASUS DIATAS
Saat menghadapi persalinan, terutama untuk wanita yang baru akan memiliki anak pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Tidak mengherankan, calon ibu yang akan melahirkan pertama kali diselimuti perasaan takut, panik, dan gugup. Kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu, emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan.
Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Terlebih bila sebelumnya ada teman atau kerabat yang menceritakan pengalaman bersalin mereka, lengkap dengan komentar yang menyeramkan. Alhasil, bukannya tenang, ibu yang hendak melahirkan jadi tambah cemas. Apalagi jika persalinan pertama. “Selain manusia tidak lepas dari rasa khawatir, calon ibu tidak tahu apa yang akan terjadi saat persalinan nanti. Jangankan persalinan pertama, persalinan yang kelima pun masih wajar bila ibu merasa khawatir.”
 1. Peran Bidan
Maka dari itu peran bidan sangat dibutuhkan disini,  yaitu memberi konseling dan pendekatan secara teurapetik, memberi penjelasan kepada Ny. Any dan keluarga bahwa proses yang dialami nya adalah hal yang normal dialami wanita yang akan bersalin,memberikan arahan dan dukungan bahwa dalam pemeriksaan yang dilakukan tadi bidan tidak menemui gejala yang tidak normal, sehingga ibu tidak perlu merasa ketakutan terjadi kegawatan saat bersalin karena kecemasan yang berlebihan akan menyebabkan kegawat daruratan pada ibu dan bayinya saat proses persalinan.
Adapun cara-cara mengatasi masalah psikologis pada Ny. Any saat persalinan, yaitu:
memberikan konseling degan cara :
a.       Menjalin hubungan yang mengenakan dengan klien.
b.      Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
c.       Kehadiran
Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada Ny. Any. Bidan dalam memberikan pendampingan pada Ny. Any yang bersalin difokuskan secar fisik dan psikologis.
d.      Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan yang dialami Ny. Any.
e.       Sentuhan dalam pendampingan ibu yang bersalin
Sentuhan bidan terhadap Ny. Any akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. Misalnya: ketika kontraksi Ny. Any merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang ibu. Sehingga ibu akan merasa nyaman.
f.       Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada ibu bahwa ibu dapat menyelesaikan persalinanya.
g.      Memandu persalinan
Misalnya : bidan menganjurkan Ny. Any meneran pasa saat his berlangsung
h.    Mengadakan kontak fisik dengan Ny. Any untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan Ny. Any Misalnya: mengelap keringat, mengipasi , menggosok pundak y. Any.
i.  Memberikan pujian kepada Ny. Any atas usaha yang telah dilakukannya Misalnya : bidan mengatakan: “bagus ibu any, pintar sekali menerannya”.
j.    Memberikan ucapan selamat kepada ibu atas kelahiran anaknya dmengatakan  ikut berbahagia dan memberikan ucapan selamat telah berhasil melalui proses persalinan dengan gangguan kecemasan dan ketakutan-ketakutan yang menghantuinya.
2.    Support Keluarga
Dukungan selama proses persalinan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil dan akan bersalin, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu bersalin. Wanita bersalin sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida (pertama kali hamil dan melahirkan). Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua, dan senantiasa menunggu proses persalinan, memberi dukungan/suppport pada wanita yang akan bersalin
Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
a.       Ayah dan ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan dan proses persalinan.
b.      Ayah dan ibu kandung maupun mertua menemani proses persalinan.
c.       Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
d.      Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan.
3.    Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil sampai proses persalinan wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan sampai proses persalinan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan sampai proses persalinan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam kehamian sampai proses persalinan dapat menjamin keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehalinan sampai persalinan.
Pada saat proses persalinan suami sangat dianjurkan untuk menemani istri sampai proses persalinanya selesai, hal ini dilakukan untuk memberi dukungan, semangat/support kepada istri agar dapat kuat mengejan dengan maksimal hingga proses pengeluaran bayi dan placenta berjalan normal. selain itu kehadiran suami disamping istri yang melahirkan mampu membuat perasaan takut yang berlebihan yang dialami istrinya dapat hilang, belaian dan sentuhan juga sangat dianjurkan pada suami untuk memberi motivasi pada istrinya yang menahan kesakitan dalam proses persalinan.

4.    Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
a.       Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian.
b.      perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan.
c.       Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan melahirkan.
d. Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu periksa ke bidan saat mulai merasakan tanda-tanda persalinan.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar