TUGAS PSIKOLOGI
GANGGUAN KECEMASAN PADA IBU
BERSALIN
Dosen pengampu : Mala Primarti, S.Psi.,
Psi
Disusun oleh
Nama :
Iva Arfiana
Nim :
03012b031
Kelas/Semester :
IA/ Semester I
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO SEMARANG
2013
PENANGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS DARI
KASUS DIATAS
KASUS GANGGUAN PSIKOLOGI KECEMASAN DAN KETAKUTAN YANG
BERLEBIHAN YANG DIALAMI NY. ANY DALAM
PERSALINAN
Ny.
any adalah seorang calon ibu yang pertama kali ini menjalani proses kehamilanya, saat ini ny ani berumur 16 tahun
(masih sangat muda) untuk proses persalinya yang pertama. Pada saat menginjak
kehamilan trimester akhir Ny. any mengalami gangguan kecemasan yang berlebihan,
dia sangat ketakutan akan proses persalinan yang dibayangkanya akan sangat
menyakitkan, takut jika bayinya nanti meninggal, takut tidak kuat saat
bersalin, takut jika di operasi, kecemasan dan ketakutan yang berlebihan
tersebut hingga muncul beberapa keluhan
pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), mimpi buruk
sampai-sampai mengalami halusinasi yang aneh-aneh(bayinya lahir cacat).
Sehigga
hal tersebut sangat berpengaruh pada saat proses persalinanya, saat mengalami
tanda-tanda persalinan seperti pengeluaran lendir dan darah hal itu membuat nya
panik dan bingung hingga ketakutan, dan saat memerikskan pada bidan Ny. Any tidak
mau dilakukan pemeriksaan pada vaginanya, merasa takut jika diperiksa darahnya
akan semakin banyak yang keluar, kesakitan, takut jika nanti bayinya meninggal.
dalam proses persalinan Ny. Any mengatakan pada bidan jika dirinya takut dan
cemas dan hal tersebut mempengaruhi proses persalinan hingga berlangsung lama.
Dari
kasus tersebut diatas, langkahapa yang harus anda lakukan sebagai seorang bidan
dalam memberikan asuhan dan pertolongan kepada kasus Ny. any tersebut ??
Saat
menghadapi persalinan, terutama untuk wanita yang baru akan memiliki anak
pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi
seorang wanita. Tidak mengherankan, calon ibu yang akan melahirkan pertama kali
diselimuti perasaan takut, panik, dan gugup. Kecemasan yang terjadi pada wanita
yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan
diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu,
emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus
kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk
menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan.
Menjelang
persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi
cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Terlebih
bila sebelumnya ada teman atau kerabat yang menceritakan pengalaman bersalin
mereka, lengkap dengan komentar yang menyeramkan. Alhasil, bukannya tenang, ibu
yang hendak melahirkan jadi tambah cemas. Apalagi jika persalinan pertama.
“Selain manusia tidak lepas dari rasa khawatir, calon ibu tidak tahu apa yang
akan terjadi saat persalinan nanti. Jangankan persalinan pertama, persalinan
yang kelima pun masih wajar bila ibu merasa khawatir.”
1. Peran
Bidan
Maka dari itu peran bidan sangat
dibutuhkan disini, yaitu memberi
konseling dan pendekatan secara teurapetik, memberi penjelasan kepada Ny. Any
dan keluarga bahwa proses yang dialami nya adalah hal yang normal dialami
wanita yang akan bersalin,memberikan arahan dan dukungan bahwa dalam
pemeriksaan yang dilakukan tadi bidan tidak menemui gejala yang tidak normal,
sehingga ibu tidak perlu merasa ketakutan terjadi kegawatan saat bersalin
karena kecemasan yang berlebihan akan menyebabkan kegawat daruratan pada ibu
dan bayinya saat proses persalinan.
Adapun cara-cara mengatasi masalah psikologis pada Ny.
Any saat persalinan, yaitu:
memberikan konseling degan cara :
a. Menjalin
hubungan yang mengenakan dengan klien.
b. Bidan
menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
c. Kehadiran
Merupakan bentuk tindakan aktif
keterampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan
perhatian total kepada Ny. Any. Bidan dalam memberikan pendampingan pada Ny.
Any yang bersalin difokuskan secar fisik dan psikologis.
d. Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan
memperhatikan keluhan yang dialami Ny. Any.
e. Sentuhan
dalam pendampingan ibu yang bersalin
Sentuhan bidan terhadap Ny. Any akan
memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. Misalnya: ketika kontraksi
Ny. Any merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang ibu.
Sehingga ibu akan merasa nyaman.
f. Memberikan
informasi tentang kemajuan persalinan
Merupakan upaya untuk memberikan rasa
percaya diri pada ibu bahwa ibu dapat menyelesaikan persalinanya.
g. Memandu
persalinan
Misalnya : bidan menganjurkan Ny. Any
meneran pasa saat his berlangsung
h. Mengadakan
kontak fisik dengan Ny. Any untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan Ny. Any Misalnya: mengelap keringat, mengipasi ,
menggosok pundak y. Any.
i. Memberikan pujian kepada Ny. Any atas
usaha yang telah dilakukannya Misalnya : bidan mengatakan: “bagus ibu
any, pintar sekali menerannya”.
j. Memberikan ucapan selamat kepada ibu
atas kelahiran anaknya dmengatakan ikut
berbahagia dan memberikan ucapan selamat telah berhasil melalui proses
persalinan dengan gangguan kecemasan dan ketakutan-ketakutan yang
menghantuinya.
2. Support
Keluarga
Dukungan selama proses persalinan sangat
dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil dan akan bersalin, terutama
dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil dan
melahirkan. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan
dan perhatian dari orang – orang terdekat.
Lingkungan keluarga yang harmonis
ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap
keadaan emosi ibu bersalin. Wanita bersalin sering kali mempunyai
ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida (pertama
kali hamil dan melahirkan). Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua, dan senantiasa menunggu proses persalinan, memberi
dukungan/suppport pada wanita yang akan bersalin
Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
a. Ayah
dan ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan dan proses persalinan.
b. Ayah
dan ibu kandung maupun mertua menemani proses persalinan.
c. Seluruh
keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
d. Adanya
ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh
ditinggalkan.
3. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam
masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi
kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai
seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil
sampai proses persalinan wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental.
Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan
istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang
dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan
sampai proses persalinan.
Keterlibatan suami sejak awal masa
kehamilan sampai proses persalinan, sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam
perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam kehamian sampai proses
persalinan dapat menjamin keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan
ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan
keterlibatan suami dalam masa-masa kehalinan sampai persalinan.
Pada saat proses persalinan suami sangat
dianjurkan untuk menemani istri sampai proses persalinanya selesai, hal ini
dilakukan untuk memberi dukungan, semangat/support kepada istri agar dapat kuat
mengejan dengan maksimal hingga proses pengeluaran bayi dan placenta berjalan
normal. selain itu kehadiran suami disamping istri yang melahirkan mampu membuat
perasaan takut yang berlebihan yang dialami istrinya dapat hilang, belaian dan
sentuhan juga sangat dianjurkan pada suami untuk memberi motivasi pada istrinya
yang menahan kesakitan dalam proses persalinan.
4. Lingkungan
Dukungan
Lingkungan Dapat Berupa :
a. Doa
bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian.
b. perkumpulan/
kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan.
c. Membicarakan
dan menasehati tentang pengalamaan melahirkan.
d. Adanya
diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu periksa ke bidan saat mulai
merasakan tanda-tanda persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar