Minggu, 05 Mei 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI UMUR 17-21 TAHUN DI AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI SEMESTER IV UMUR 17-21 TAHUN        DI AKADEMI KEBIDANAN  ISLAM AL-HIKMAH JEPARA


KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan



LOGO sip



Disusun oleh :
IVA ARFIANA
NIM : 080463






AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH
JEPARA
2011
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI SEMESTER IV UMUR 17-21 TAHUN      DI AKADEMI KEBIDANAN  ISLAM AL-HIKMAH JEPARA


KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan



LOGO sip



Disusun oleh :
IVA ARFIANA
NIM : 080463






AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH
JEPARA
2011


PERSETUJUAN

Diterima dan diajukan dan dipertahankan di depan tim penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan AL-HIKMAH Pada:
Hari:
Tanggal:


Mengetahui

                         Pemimbing I                                     Pembimbing II


                 UMMI HANIEK, S.SiT                   LULUK HIDAYAH, S. ST
                    NIDN. 0625088701                            NIDN. 0408028701


HALAMAN PENGESAHAN

            Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Akbid islam Al-Hikmah pada:

Hari        :
Tanggal :

                     Penguji I                                                             Penguji  II


      …………………………….                                    UMMI HANIEK, S.SiT          
                                                                                        NIDN. 0625088701


Mengetahui,
Direktur
AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH JEPARA


ITA RAHMAWATI, S.SiT, M.Kes.
                                                NIDN. 0610058501



Akademi kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara

DIII Kebidanan

2011
INTISARI

Iva Arfiana 1 , Ummi Haniek dan  Luluk Hidayah  2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI SEMESTER IV UMUR 17-21 TAHUN DI AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA

12 i + 64 halaman + 7 tabel + 2 gambar + 12 lampiran

Kesehatan reproduksi remaja putri saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Diantaranya adalah perkembangan seks sekunder, yang meliputi suara lembut, payudara membesar, pembesaran daerah pinggul, dan menarche. Menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang wanita biasanya terdapat gangguan kram, nyeri dan ketidaknyamanan yang dihubungkan dengan menstruasi disebut dismenore yang hampir seluruh perempuan dan juga termasuk didalamnya remaja putri pasti pernah merasakan gangguan pada saat haid.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri umur 17-21 tahun di akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara semester IV. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di akademi Kebidanan Islam A-Hikmah Jepara yang pernah mengalami dismenore Tahun Ajaran 2010/2011 semester IV  yang diambil secara purposive sampling  dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian besar satus gizi remaja semester IV umur 17 – 21 tahun normal yaitu 25 responden (56%), umur menarche adalah normal yaitu 41 responden (91%) dan mengalami stres ringan saat dismenore 15 responden (33%)
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai sumber referensi untuk penelitian berikutnya dan sebagai bahan bacaan diperpustakaan serta sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan reproduksi remaja.

Kata kunci : Dismenore.
Daftar Putaka : 24 ( 2003 – 2011)

1)    : Mahasiswa D III Kebidanan
2)    : Pembimbing D III Kebidanan


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alaamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah dengan  judul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Semester IV Umur 17-21 Tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara”. Adapun karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan atas terselesaikannya penyusunan karya tulis ilmiah ini, selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Ita Rahmawati, S.SiT. M. Kes. selaku Direktur AKBID Islam Al Hikmah Jepara yang telah memberi kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara.
2.    Ummi Haniek, S.SiT selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi kritik, saran, masukan, dengan penuh kesabaran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3.    Luluk Hidayah, S.ST selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
4.    Ibu, Bapak, dan adik-adikku, serta keluargaku tercinta yang selalu mendorong dan memberikan semangat serta doa selama mengikuti pendidikan.

5.    Teman - teman seperjuangan angkatan 2008 yang telah memberi semangat dan dukungan.
6.    Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi demi terselesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Demikian penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Karena kemampuan penulis yang belum maksimal serta keterbatasan penulisan. Seperti kata pepatah ”Tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Dan penulis sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati kepada berbagai sumber yang telah memberi masukan kritik dan saran untuk penyempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga memohon keridloan Allah SWT, semoga penyusunan karya tulis ilmiah ini segera disetujui, sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan ujian akhir program dengan tepat waktu.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jepara,     Agustus  2011

Penulis




MOTTO

“ Wahai ALLAH, aku berlindung kepada-mu dari resah dan gelisah, dari sedih dan derita, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pelit dan pengecut, dan dari lilitan hutang dan tekanan orang yang lalim”
  “Pencobaan hidup yang kita alami, adalah suatu hal yang dapat mendidik dan melatih kesabaran kita. Namun jika hidup ini tidak seperti yang kita harapkan mungkin TUHAN diatas sana berniatan lain atas dirimu, dan mungkin itu adalah pilihan yang terbaik untukmu”
 “Jauhkan pikiranmu dari segala sesuatu yang hanya akan membuatmu putus asa. Lupakanlah keberadaanya dan pusatkan perhatianmu pada jalan menuju kesuksesan ! Dengan begitu, hatimu tidak akan pernah resah dan berdebar-debar”
“Berfikirlah secara positif dan optimis. Jika suatu hari engkau menjumpai hal buruk yang tak engkau inginkan, ketahuilah bahwa itu adalah pertanda semakin dekatnya kedatangan hari lain yang lebih menggembirakan dan menyenangkan”
“hadapilah kenyataan yang tidak bisa engkau hindari ini, bahwa engkau pasti akan menghadapi beberapa perkara dunia yang tidak bisa engkau ubah. Maka, hadapilah dan jalanilah semua itu dengan kesabaran dan keimanan”




PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini Kupersembahkan Untuk yang Ku Cinta & Ku Sayangi…Ialah…
Yaa..ALLAH. Alhamdulilaahirobil’alamiin,rasa syukurku tak akan henti hentinya ku panjatkan pada-Mu Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Tuhan langit dan bumi, Tuhan semesta alam.. Begitu banyak limpahan nikmat dan kasih sayangMu yang tak dapat aku dustakan sedikitpun..Berbagai ujian dariMu membuatku semakin tangguh dan semakin mengerti betapabesarnya kuasaMu.. trimakasih ya Rohiim.. engkau tunjukan jalanmu, engkau berikan kemudahan dalam langkahku, dan engkau terangiku dalam setiap keputus asaan ku, Hanya kepada Engkaulah aku mengadu segala pujian dan senandung  keagungan takkan pernah lupa untuk-Mu & Semoga aku semakin mencintaiMu.
Ayah dan ibuku .. Kasih sayang dan perhatian darimu sungguh tiada duanya yang akan selalu ku nanti dan ku rindukan..Doa restu dan nasihat yang tak pernah berhenti terucap,trimakasih ibu, terimakasih ayah hanya dengan ucapan dan kata kata itulah yang dapat aku berikan,terimakasih atas segala kepercayaan  kalian selama ini, dengan segala petuah dan doamu sebagai tonggakku  membuatku mampu  berjalan di atas titian, menggapai semua cita dan harapan ku.
Segenap keluarga besarku, trimakasih atas setiap doa’ dan dukungan kalian semua, kak nor yang selalu memberikan nasehat-nasehatnya, memberiku semangat, dukungan dan dorongan , simbah putri dan mbah kakung yang selalu kucintai terimakasih atas doa’ dan tauladannya, yang megajariku untuk selalu berbuat   kebaiakan, adekq taqyud, nia lia  semoga kelak kalian bisa menjadi anak yang soleh dan sholehah  yang bisa menjadi kebanggaan orangtua. Terimakasih atas, dukungan kalian selama ini,
Mbak Endah, thanks banget atas support, doa dan dukunganmu, berbagi pengalaman hidup denganmu tak akan kulupakan sampai kapanpun, semoga ALLAH selalu memberikan kemudahan dan  memberikan jodoh yang terbaik buatmu…Amiiennn
Bu depHi yang cantix thaks yah buk…selama ini sudah menjadi dosen, teman, dan keluarga buat ipeh ,..Selalu memberikan semangat disaatku berputus asa, berbagi kebahagiaan dan kesedian bersama, memberikan pelajaran berharga dari pengalaman pengalaman hidupmu, bimbingan dan arahan yang terbaik selalu engkau tunjukan padaku. kelak pasti akan akan ku impikan masa itu dan akan kukenang  kebersama kita.
Semua Dosen-dosenku yang tercinta, terimakasih atas semua ilmu yang kalian berikan semoga dapat bermanfaat duni akhirat..Amiien
Teman temanku senasib seperjuangan yang selalu semangat dan optimis , canda tawa, kesedihan, kebersamaan kita,selama ini akan menjadi kisah terindah dalam hidupku…Heny, Very kalian semua adalah  teman teman terbaik..semoga kelak kita semua akan bisa menjadi bidan yang professional, sukses dalam segala hal dan selalu dalam lindungan ALLAH ..





DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Sampul dalam ......................................................................................................... ii
Persetujuan                                                                                                        ...... iii
Pengesahan                                                                                                       ...... iv
Abstrak .................................................................................................................... v
Kata Pengantar....................................................................................................... vi
Daftar Isi  ............................................................................................................... viii
Daftar  Tabel                                                                                                      .........             x
Daftar  Gambar....................................................................................................... xi
Daftar Lampiran..................................................................................................... xii
BAB I       PENDAHULIAN
A.    Latar Belakang.................................................................................. 1
B.    Rumusan Masalah............................................................................ 5
C.   Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D.   Manfaat Penelitian............................................................................. 6
E.    Keaslian Penelitian............................................................................ 7
BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Dasar Teori...................................................................        8
1. Remaja.................................................................................        8
2. Konsep Dasar Dismenore....................................................      13
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dismenore...................      30
B.    Kerangka Teori................................................................................ 47
BAB III     METODE PENELITIAN
A.    Kerangka Konsep Penelitian........................................................... 48
B.    Variabel Penelitian.......................................................................... 48
C.    Definisi Operasional........................................................................ 49
D.    Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 50
E.    Rancangan Penelitian...............................................................      50
1. Jenis/Desain Penelitian.........................................................       50
2. Populasi, sampel, dan Teknik Sampling.................................... 51
3. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 53
4. Instrumen Penelitian................................................................... 53
5. Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 54
6. Etika Penelitian........................................................................... 55
7. Jadwal Penelitian........................................................................ 56
BAB IV     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Gambaran UmumTempat penelitian................................................ 57
B.  Hasil Penelitian................................................................................. 55
C.  Pembahasan..................................................................................... 59
BAB V      PENUTUP
A.  Simpulan........................................................................................... 63
B.  Saran ............................................................................................... 63
Daftar Pustaka
Lampiran




DAFTAR TABEL
Tabel 1.1    :     Keaslian Penelitian.......................................................................       7
Tabel 2.1    :     Perbandingan gejala dismenore primer dengan dismenore
                         sekunder.......................................................................................      29                               
Tabel 2.2    :     Gambaran angka kecakupan gizi golongan remaja putri
                         umur 13- 19 tahun........................................................................     32        
Tabel 2.3    :     Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia............................     34        
Tabel 3.1    :     Definisi  Operasional....................................................................     48        
Tabel 4.1   :      Distribusi frekuensi status gizi remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara............................................     57
Tabel 4.2   :      Distribusi frekuensi umur menarche remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara ...........................................     57
Tabel 4.3   :      Distribusi frekuensi psikologi remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara............................................     58        







DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1  :     Kerangka Teori faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
                            dismenore pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun  di Akademi Kebidanan Islam AL-Hikmah Jepara..................................................... ……....... 46
Gambar 3.1  :     Kerangka Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi
                            kejadian dismenore pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam AL-Hikmah Jepara.................................. ……47          













DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1      : Surat ijin studi pendahuluan
Lampiran 2      : Surat balasan  ijin studi pendahuluan
Lampiran 3      : Surat ijin penelitian
Lampiran 4      : Surat balasan ijin penelitian
Lampiran 5      : Permohanan Responden
Lampiran 6      : Format persetujuan Responden
Lampiran 7      : Tabulasi Data
Lampiran 8      : Kuesioner
Lampiran 9      : Kisi-kisi kuesioner
Lampiran 10    : Hasil perhitungan Uji validitas dan reliabilitas dengan program 
                          SPSS 14.0 for windows
Lampiran 11    : Jadwal studi kasus
Lampiran 12    : Curriculum Vitae
Lampiran 13    : Daftar konsultasi 


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kesehatan reproduksi remaja putri saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja putri tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang reproduksinya, terutama untuk remaja putri diantaranya adalah perkembangan seks sekunder, yang meliputi suara lembut, payudara membesar, pembesaran daerah pinggul, dan menarche. Menarche atau terjadinya menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang wanita biasanya terdapat gangguan kram, nyeri dan ketidaknyamanan yang dihubungkan dengan menstruasi disebut dismenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi, pada beberapa wanita hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman, sedangkan beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktifitas sehari – hari (Ema, 2010).
Nyeri haid dalam istilah medis disebut dismenore, sebenarnya merupakan suatu kondisi yang umum dialami oleh kaum hawa yang sudah mendapatkan menstruasi.  Saat menstruasi, di dalam tubuh setiap wanita terjadi peningkatan kadar Prostaglandin (suatu zat yang berkaitan antara lain dengan rangsangan nyeri pada tubuh manusia), kejang pada otot uterus menyebabkan terasa sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan kram pada punggung (Kristina, 2010).
Dismenore adalah perasaan nyeri haid yang intens dan kram tergantung pada tingkat keparahan, dismenore dinyatakan sebagai dismenore primer atau dismenore sekunder. Gejala dismenore primer terasa dari awal periode menstruasi dan dirasakan seumur hidup. Karena kontraksi rahim abnormal akibat ketidakseimbangan kimia sehingga mengalami kram menstruasi berat. Dismenore sekunder dimulai pada tahap selanjutnya. Penyebabnya berbeda untuk dismenore primer dan sekunder. Dismenore sekunder bisa diakibatkan oleh kondisi medis seperti; endometriosis, fibroid rahim, penyakit radang panggul, tumor, infeksi, dan kehamilan yang abnormal dengan gejala-gejala  seperti kram dan sakit perut bagian bawah, sakit pada punggung belakang bagian bawah, mual, diare, muntah, kelelahan, pingsan, kelemahan dan sakit kepala. Wanita yang kelebihan berat badan, merokok, dan sudah mengalami menstruasi sebelum berumur sebelas tahun berada pada resiko yang lebih tinggi mengalami dismenore dan wanita yang minum alkohol selama menstruasi mengalami nyeri haid yang berkepanjangan (Prayoga, 2008).
Masa remaja atau masa puber adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa diamana terjadi  kematangan, pertumbuhan dan perkembangan yang  pesat baik fisik maupun psikologis. Perkembangan yang pesat ini berlangsung pada usia 11-16 tahun, dan anak perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan anak laki- laki. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi mulai berfungsi, misalnya pada remaja putri adalah mulai menstruasi. Datangnya menstruasi tidak sama pada setiap remaja putri, banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah karena masalah gizi (Proverawati dan Misaroh, 2009 ; h 2-3).
Menarche pada remaja putri terjadi pada 10-16 tahun, menarche merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari anak- anak ke dewasa, merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang menunjukan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat oleh hypothalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus (Proverawati dan Misaroh, 2009 ; h 58-59).
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Nyeri ini timbul sejak menstruasi pertama biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya saat hormon tubuh lebih stabil atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan anak. Hampir 50% dari wanita muda atau yang baru mendapatkan menstruasi mengalami keluhan dismenore primer, gejalanya lebih parah setelah lima tahun setelah menstruasi pertama (kristina, 2010).
Hampir seluruh perempuan dan juga termasuk didalamnya remaja putri pasti pernah merasakan gangguan pada saat haid yaitu berupa nyeri haid (dysmenorrhea) dengan berbagai tingkat, mulai dari yang sekedar pegal- pegal di panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri  yang luar biasa sakitnya. Umumnya nyeri yang biasa terjadi terasa dibawah perut itu terjadi pada hari  pertama dan kedua haid. Rasa nyeri akan berkurang setelah keluar darah yang cukup banyak.
Dahulu, dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaaan yang tidak dapat dihindari. Wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan kemana ia harus mengadu, keadaan itu diperburuk oleh orang disekitar mereka yang menganggap bahwa nyeri haid adalah rasa sakit yang wajar yang terlalu dibesar-besarkan dan dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Saat ini, karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengetahuan anggapan seperti itu sudah mulai hilang (Ipin, 2010).
Dalam Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008 disebutkan dismenore banyak dialami oleh para wanita. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam kerja yang hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena dismenore primer.
Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar, rata- rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72% sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia reproduktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi (Proverawati dan Misaroh ; h. 83).
Menurut (Laurel, 2006; Anugroho, 2008; Dudung, 2009) menyatakan faktor resiko timbulnya dismenore primer bermacam-macam yaitu diantaranya adalah menstruasi pertama pada usia yang amat dini, periode menstruasi yang lama, merokok, darah haid yang banyak, ada riwayat haid pada keluarga, kegemukan, belum pernah melahirkan anak.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 April 2011 terhadap 10 mahasiswa  di AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL-HIKMAH JEPARA, didapatkan 7 mahasiswa (70%) mengalami dismenore, dan 3 mahasiswa (30%) tidak mengalami dismenore. Dari 7 mahasiswa yang mengalami dismenore tersebut 5 diantaranya dikarenakan faktor  psikologis dan 2 dikarenakan status gizi dan umur menarche.
Fenomena yang terjadi diatas, membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri smester IV umur 17 - 21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara ”.

B.     Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17 - 21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara  ?”.

C.     Tujuan Penelitian
1.  Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore pada remaja putri semester IV umur 17 - 21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara.

2.  Tujuan Khusus
a.  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara berdasarkan status gizi.
b.  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara berdasarkan umur menarche.
c.  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara berdasarkan  faktor psikologis.

D.     Manfaat Penelitian
1.  Bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan informasi dan evaluasi bagi Institusi mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer.
2.  Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan untuk memperluas wawasan mahasiswi jurusan kebidanan.
3.  Bagi Peneliti
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, serta dapat membuka wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama pendidikan.


4.  Bagi Responden
Agar remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Mayong Jepara  mendapat tambahan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer.

E.     Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No
Judul
Peneliti
Tujuan
Hasil
1
Hubungan stres dengan pola Menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Regular Universitas Sebelas Maret surakarta
Desty Nuraini, 2010
Untuk mengetahui adanya hubungan antara stres dengan pola menstruasi
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV kebidanan jalur regular Universitas sebelas Maret
2
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang dysmenorea.
Endah Ayu Falasifa, 2010.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dysmenorea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri di SMAN 15 Semarang dengan kategori cukup
3
Hubungan status gizi dengan keluhan nyeri haid (Dismenore) saat menstruasi pertama (Menarche).
Anastasia Venny Yustiana, 2009


Untuk mengetahui adanya hubungan antara status gizi dengan keluhan dismenore.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan keluhan dismenore



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Konsep Dasar Teori
1.   Remaja
a.    Pengertian
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescare” yang berati tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin . Menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun
Widyastuti, dkk (2009) menyatakan masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak kemasa dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.  Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat ( Panuju dan Umami, 2005 ; h. 4).
Remaja dalam mengalami perubahan-perubahannya akan melewati perubahan fisik, perubahan emosi dan perubahan sosial.  Yang dimaksud dengan perubahan fisik adalah pada masa puber berakhir, pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna dan akan sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal remaja. Pada remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan system reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus.
Perubahan emosi pada masa remaja terlihat dari ketegangan emosi dan tekanan, tetapi remaja mengalami kestabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru.  Sedangkan perubahan sosial pada masa remaja merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit, yaitu berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.
Ciri remaja pada anak wanita biasanya ditandai dengan tubuh yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir.  Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja memasuki usia antara 9-15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi.
Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi pada anak perempuan. Datangnya menstruasi pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut salah satunya adalah karena gizi.
Masa remaja (usia 12 sampai dengan 21 tahun) di kenal dengan masa storm dan stres. Pada masa tersebut terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis. Masa remaja dibedakan menjadi beberapa fase yaitu :
1)    Fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun)
2)    Fase remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun)
3)    Fase remaja akhir (usia 18 sampai dengan 21 tahun)
4)    Fase pubertas (usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun), merupakan fase yang singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya (Proverawati dan misaroh, 2009 ; h. 11)
Sementara itu definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan sebagai berikut:
1)    Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
2)    Banyak masyarakat indonesia usia dianggap akil-balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak, lagi memperlakukan mereka sebagai anak­-anak (kriteria sosial).
3)    Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan, jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria psikologis).
4)    Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua.
5)    Definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai. orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu definisi Remaja disini dibatasi khusus untuk yang belum menikah (Sarwono, 2006).
b.    Ciri-Ciri Masa Remaja
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980 ; h. 206-209) masa remaja mempunyai ciri- ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut adalah :
1)    Masa remaja sebagai periode yang penting.
2)    Masa remaja sebagai periode peralihan.
3)    Masa remaja sebagai periode perubahan.
                          


Ada lima perubahan yang dialami oleh remaja yaitu:
a)    Pertama, meningginya emosi.
b)    Kedua, perubahan tubuh minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial.
c)    Ketiga, remaja selalu merasa ditimbuni banyak masalah.
d)    Keempat, dengan berubahnya minat dan pola maka nilai-nilai berubah.
e)    Kelima, sebagian remaja bersikap ambivalen terhadap perubahan.
4)    Masa remaja sebagai usia bermasalah.
5)    Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Yaitu masa mencari identitas diri seperti usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat.
6)    Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
7)    Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. (Sarwono,2006).
Menurut Monks (2007), dalam tulisannya juga membagi remaja atas tiga kelompok usia tahap perkembangan, yaitu:
1)    Early Adolescence (Remaja Awal)
Berada pada rentang usia 13 sampai 15  tahun. Merupakan masa negatif karena pada masa ini terdapat sikap dan sifat negatif. Individu sering merasa bingung, cemas, takut dan gelisah.
2)    Middle Adolescence (Remaja Pertengahan)
Dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun. Pada masa ini individu menginginkan atau mendambakan sesuatu dan mencari-cari sesuatu. Merasa sunyi dan merasa tidak bisa rnengerti dan tidak dimengerti oleh orang lain. Pada rentang usia ini perubahan fisiik membawa efek perubahan terhadap harga diri remaja selain itu sering muncul keprihatinan akan perubahan fisik oleh remaja itu sendiri.
3)    Late Adolescence
Berkisar pada usia 18 sampai 21 tahun. Pada masa ini individu mulai merasa stabil. Mulai mengenal dirinya, mulai memahami arah hidup dan menyadari tujuan hidupnya. Mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola hidup jelas.
Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun sampai 21/22 tahun. Sedangkan periode sebelum masa remaja ini disebut sebagai ambang pintu masa remaja atau sering disebut sebagai “periode pubertas”. Ketika masa remaja tiba maka akan terjadi pematangan kehidupan seksual (Panuju dan Umami, 2005 ; h. 8).
2.    Konsep Dasar Dismenore
a.    Pengertian
Dysmenorrhea berasal dari bahasa Yunani -- dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea berarti aliran. Dysmenorrhea atau dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi.
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. Namun, istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Pada umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri.
Hestiantoro, dkk (2008) menyatakan dismenore atau dasar dari nyeri haid pada wanita merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit yang diakibatkan oleh hiperkontraktilitas uterus yang disebabkan oleh Prostaglandin. Prostaglandin hanya dapat menimbulkan rasa nyeri, itu terjadi bila mana kadar progesteron dalam darah rendah. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian bawah, bokong dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha. Mengingat sebagian besar wanita mengalami beberapa derajat nyeri pelvik selama haid, maka istilah dismenore hanya dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat sampai menyebabkan penderita terpaksa  mencari pertolongan dokter atau pengobatan sendiri dengan analgesik. Yang dimaksud dismenore berat adalah nyeri haid yang disertai mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala dan bahkan kadang-kadang pingsan.
Secara alamiah, penyebab nyeri haid bermacam-macam, dari meningkatnya hormon prostaglandin sampai dengan perubahan hormonal ketika mulai haid, dan bahkan kecemasan yang berlebihan. Bila dilihat dari faktor penyebabnya, nyeri haid dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu nyeri haid primer dan sekunder.
b.    Klasifikasi Dismenorea
1)    Berdasarkan jenis nyeri
a)    Dismenore spasmodik
Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun ke atas.
Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.
Gejala dismenore spasmodik, antara lain: pingsan, mual, muntah, dismenore spasmodik dapat diobati atau dikurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain: pegal (pegal pada paha), sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur, timbul memar di paha dan lengan atas (Lusa, 2011).
2)    Berdasarkan kelainan
a)    Dismenore primer
(1)          Pengertian.
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata atau tidak ada hubungan dengan kelainan ginekologik (Sarwono, 2006 ; h. 229).
Dismenore primer adalah dismenore yang terjadi sejak usia pertama sekali  datang haid yang disebabkan oleh faktor intrinsik uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormon steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organik dalam pelvis. Terjadi pada usia remaja, dan dalam 2-5 tahun setelah pertama kali haid (menarche). Dan nyeri akan sering timbul segera setelah mulai haid teratur. Nyeri sering terasa kejang uterus dan spastik dan sering mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala ( Hestiantoro, 2008 ; h. 3-4).
Dismenore primer (DP) adalah tipe nyeri menstruasi yang sering dijumpai. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama dengan permulaan menstruasi, berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Nyeri biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat pula menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, badan lemah dan atau pingsan. Dismenore primer berhubungan dengan produksi hormon prostaglandin (prostaglandin adalah salah satu mediator kimia/hormon di dalam tubuh yang menimbulkan kontraksi otot-otot uterus dan pembuluh-pembuluh darah serta penurunan aliran darah sehingga menyebabkan terjadi proses iskhemia dan necrosis pada sel-sel dan jaringan). Jika produksi hormon ini berlebihan, maka akan timbul nyeri saat menstruasi dan nyeri akan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks/leher rahim terutama bila salurannya sempit. Faktor lain yang dapat menjadi penyebab dismenorea adalah faktor psikologis.
Dismenore primer ditandai dengan gejala rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggung dan paha. Kadang-kadang disetai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haod dan berangsur hilang setelah darah haid keluar. Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik.
Desminore primer sering juga disebut sebagai dismenorhea sejati, intrinsik, esensial atau fungsional. Nyeri haid timbul sejak menarche, biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Tidak dijumpai kelainan alat-alat kandungan. Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar. Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik.
(2)          Penyebab dismenore primer.
Beberapa faktor yang diduga berperan dalam timbulnya dismenore primer  yaitu :
(a)  Prostaglandin.
Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai penyebab terjadinya dismenore.
Terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin, kadar zat ini meningkat pada keadaan dismenore dan ditemukan di dalam otot uterus. PGE2 dan PGF2-alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium dan darah haid wanita yang menderita dismenore primer.
Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri.
Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus sampai 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Selanjutnya kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik.
Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.
(b)  Hormon steroid seks
Dismenore primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik. Artinya, dismenorhea hanya timbul bila uterus berada di bawah pengaruh progesteron. Sedangkan sintesis prostaglandin berhubungan dengan fungsi ovarium. Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan terbentuknya PGF2-alfa dalam jumlah yang banyak.    
Kadar progesteron yang rendah akibat regresi corpus luteum menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim fosfolipase-A2 yang berperan katalisator dalam sintesis prostaglandin melalui perubahan  fosfolipid menjadi asam arakhidonat.
Kadar estradiol lebih tinggi pada wanita yang menderita dismenore dibandingkan wanita normal. Estradiol yang tinggi dalam darah vena uterina dan vena ovarika disertai kadar PGF2-alfa yang juga tinggi dalam endometrium. Hasil terpenting dari penelitian ini adalah ditemukannya perubahan nisbah E2/P.
(c)  Sistim saraf (neurologik)
Uterus dipersarafi oleh sistim saraf otonom (SSO) yang terdiri dari sistim saraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenore ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian system saraf otonom terhadap miometrium.
Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
(d)  Vasopresin
Wanita dengan dismenore primer ternyata memiliki kadar vasopresin yang sangat tinggi, dan berbeda dengan wanita yang tidak dismenore. Ini menunjukkan bahwa vasopresin dapat merupakan faktor etiologi yang penting pada dismenore primer. Pemberian vasopresin pada saat haid menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus dan berkurangnya darah haid. Namun demikian peranan pasti vasopresin dalam mekanisme dismenore sampai saat ini belum jelas.
(e)  Psikis
Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat, khususnya talamus dan korteks. Derajat penderitaan yang dialami akibat rangsang nyeri tergantung pada latar belakang pendidikan penderita.
Pada dismenore, faktor pendidikan dan faktor psikis sangat berpengaruh, nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan psikis penderita.
Seringkali segera setelah perkawinan dismenore hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik pada genitalia maupun perubahan psikis (Lanson, 2007).
Laurel D. Edmundson (2006) menyatakan bahwa telah mencatat faktor resiko terjadinya dismenore primer, yaitu :
(a)  Menstruasi pertama pada usia amat dini (Earlier age of at menarche).
(b)  Periode menstruasi yang lama (Long menstrual period).
(c)  Belum pernah melahirkan (Nullyparity).
(d)  Merokok (Smoking).
(e)  Riwayat keluarga positif (Positive family history).
(f)   Kegemukan
(g)  Haid memanjang (Heavy or prolonged menstrual flow).
(3)          Karakteristik dismenore primer
Menurut Laurel D. Edmundson (2006) dismenore primer memiliki ciri khas sebagai berikut  :
(a)  Nyeri pelvis atau perut bawah (lower abdominal atau pelvic pain) berakhir selama 8-72 jam.
(b)  Terjadi dalam 6-12 bulan setelah haid pertama (Menarche)
(c)  Nyeri paha dimedial atau anterior.
(d)  Sakit kepala (Headache).
(e)  Diare (Diarrhea).
(f)   Mual (Nausea) atau muntah (Voniting)
(Anugroho, 2008).
Berhubungan dengan gejala-gejala umum, seperti:
(a)  Rasa tidak enak badan (Malaise).
(b)  Lelah (Fatigue) angka kejadian 85%.
(c)  Mual dan muntah angka kejadian 89%.
(d)  Diare angka kejadian 60%.
(e)  Nyeri punggung bawah atau lower backache angka kejadian 60%.
(f)   Sakit kepala atau headache angka kejadian 45%.
(g)  Terkadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh (dizziness), perasaan cemas, gelisah (nervousness), dan bahkan ambruk (collapse).
(Kristina, 2010)
Menurut Ali Badziad (2003) ciri-ciri dismenore primer yaitu sebagai berikut:
(a)  Sering ditemukan pada usia muda.
(b)  Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
(c)  Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastic dan sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
(d)  Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid.
(e)  Jarang ditemukan kelainan genetalia pada pemeriksaan ginekologis.
(f)   Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
b)    Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder (DS) adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan (Sarwono, 2006 ; h. 229).
Pada umumnya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Penyebab dari dismenore sekunder  antara lain infeksi, adenomiosis, mioma uteri, salpingitis kronis, stenosis servisis uteri, kista ovarium, polip uteri, dan lain-lain. Faktor-faktor risiko dismenore sekunder antara lain infeksi pelvis, penyakit menular seksual, dan endometriosis.
Dismenore sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan patologis yang beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis peritoneum. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses ini berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika gejala ini terjadi pada saat menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri.
Penyebab dismenore sekunder dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan, yaitu penyebab intrauterin dan penyebab ekstrauterin:
Beberapa penyebab dismenore sekunder yang besifat intrauterin adalah :
(1)          Adenomyosis
            Adenomyosis merupakan suatu kondisi yang dikarakterisasi oleh adanya invasi benih dari endometrium ke perototan uterus, hal tersebut sering berhubungan dengan pertumbuhan abnormal yang menyebar dari perototan. Kondisi ini dilaporkan terjadi pada 25-40% spesimen histerektomi. Nyeri akibat adenomyosis seringkali berhubungan dengan rektum atau sakrum. Endometriosis diketahui dapat terjadi bersamaan pada 15% kasus. Diagnosis akhir adenomyosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan mikroskopik.
(2)          Myomas
            Myomas atau uterine fibroids merupakan kejadian yang paling sering terjadi dan dilaporkan sebanyak 20% wanita berusia lebih dari 30 tahun, dan 30% wanita usia di atas 40 tahun. Ada beberapa ukuran tumor, dari yang paling kecil hingga yang memiliki berat lebih dari 100 pon. Walaupun tumor ini dapat terjadi pada beberapa bagian dari uterus, serviks, atau ligamen, dan hal tersebut yang lebih sering menyebabkan dismenore sekunder. Hal tersebut pula yang menyebabkan distorsi pada uterus dan cavum uterus. Nyeri dirasa meningkat karena disrupsi aktivitas normal otot uterus atau diperngaruhi oleh tekanan intrauterus.
(3)          Polyps
            Meskipun polip bukan penyebab yang sering pada dismenore, massa di dalam rongga uterus dapat menyebabkan nyeri saat menstruasi. Ketika gejala cukup meluas, pertumbuhan massa ini umumnya dapat dideteksi menggunakan virtue of uterine enlargement atau hernia melalui serviks.


(4)          Penggunaan Intrauterine Devices (IUD)
            Penyebab iatrogenik yang umum pada disemenore sekunder adalah penggunaan IUD. Adanya benda asing dapat meningkatkan aktivitas uterus yang dapat menimbulkan nyeri, terutama terjadi pada wanita yang belum memiliki anak. Riwayat dan adanya string IUD pada pemeriksaan fisik memberikan petunjuk yang cukup.
(5)          Infeksi
            Dismenore sekunder merupakan konsekuensi dari adanya infeksi. Ketika infeksi aktif muncul, seringnya muncul secara akut, dan akan terdiagnosa lebih awal. Bekas luka dan adhesi dapat menyebabkan pergerakan serviks visera terbatas dan rasa nyeri. Nyeri ini hanya timbul selama menstruasi, intercourse, gerakan makanan, dan aktivitas fisik, serta akan menetap pada kondisi yang kronis. Riwayat infeksi pelvis, khususnya yang berulang, dengan pemeriksaan nyeri pelvis, penebalan adnexal, perpindahan yang terbatas, dapat menjadi dugaan.
Sedangkan beberapa penyebab yang bersifat ekstrauterin diantaranya adalah :
(1)  Endometriosis
            Endometriosis merupakan kondisi adanya jaringan yang menyerupai membran mukosa uterus yang normal yang terdapat di luar uterus. Lokasi utamanya ditemukannya implan endometrium adalah di ovarium, ligamen uterus, rectovaginal septum, pelvis peritoneum, tuba falopi, rektum, sigmoid, dan kandung kemih, serta lokasi yang jauh dari uterus seperti plasenta dan vagina. Walaupun 8-10% pasien mengalami gejala akut, sebagian besar pasien mengeluhkan dismenore yang berat dengan gejala pada punggung dan rektum. Adanya nodul pada daerah uterosacral, pada pasien yang memiliki gejala menyerupai inflamasi kronis pada pelvis dapat ditentukan kemungkinan adanya endometriosis.
(2)  Tumor
            Tumor yang jinak maupun ganas dapat menyebar pada uterus atau struktur adnexal, dan kemungkinan dapat menyebabkan dismenore atau nyeri pelvis. Walaupun tumor secara tunggal tidak menyebabkan nyeri, adanya massa pada pemeriksaan fisik menjadikan dokter mendiagnosa kemungkinan adanya massa, dan bukan hanya fibroid.
(3)  Inflamasi
            Inflamasi kronis dapat menjadi sumber nyeri pelvis dan dismenore, hal ini dapat terjadi karena efek aktif dari inflamasi atau adanya bekas luka dan kerusakan yang disebabkan sebelumnya.
(4)  Adhesions
            Adhesi muncul dari proses inflamasi sebelumnya atau pembedahan yang dapat menjadi sumber nyeri pelvis kronis, namun jarang menyebabkan dismenore. Meskipun secara umum tidak tampak pada pemeriksaan fisik, riwayat pasien dapat membantu dalam evaluasi kemungkinan penyebabnya.
(5)  Psikogenik
            Dismenore akibat faktor psikologis relatif umum terjadi. Karena seringnya dismenore terjadi dan tidak adanya penjelasan untuk keluhan yang dirasakan pasien, maka dengan mudah dapat dikatakan bahwa rasa nyeri yang ada merupakan salah satu perasaan yang berhubungan dengan kondisi psikologis. Telah banyak laporan mengenai berbagai tipe personal yang diyakini memiliki hubungan dengan dismenore dan nyeri pelvis kronis. Hanya sedikit pasien yang menganggap bahwa nyeri atau dismenore yang dialaminya merupakan nyeri karena pengaruh psikologis.
(6)  Pelvic congestive syndrome
            Istilah dari pelvic congestive syndrome umumnya digunakan untuk pasien dengan keluhan nyeri pelvis yang bersifat kronis atau dismenore yang kambuh dan tidak ditemukan tanda-tanda klinik. Beberapa studi melaporkan bahwa pada pasien dengan gejala ini ditemukan adanya pelebaran pembuluh vena pada pelvis ketika dilakukan laparoskopi. Hal ini menjelaskan bahwa pelebaran vena ini menyebabkan keluhan nyeri dan penebalan pelvis.
(7)  Non–gynecology
            Seperti pada kasus nyeri pelvis akut, dinding abdominal, kandung kemih, rektum, sigmoid, dan elemen skeletal dari pelvis dapat menjadi sumber penyebab nyeri pelvis kronis. Semua faktor penyebab itu harus didiagnosa melalui pemeriksaan fisik dan riwayat pasien dengan keluhan nyeri pelvis kronis (Smith, 2003).
c)    Perbandingan gejala dismenore primer dengan dismenore sekunder.
Tabel 2.1.  Perbandingan gejala dismenore primer dengan dismenore sekunder.
Dismenore Primer
Dismenore Sekunder
Usia lebih muda
Usia lebih tua
Timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur
Tidak tentu
Sering pada nulipara
Tidak berhubungan dengan paritas
Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
Nyeri terus-menerus
Nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada hari pertama dan kemudian menghilang bersamaan dengan keluarnya darah haid.
Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid
Sering memberikan respons terhadap pengobatan medika mentosa
Sering memerlukan tindakan operatif
Sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala
Tidak
Sumber : Endah, 2010).
3)    Berdasarkan derajat nyeri
Ditinjau dari rasa nyeri, derajat nyeri dismenore dibagi menjadi:
a)    Derajat 0
Tanpa ada rasa nyeri dan tidak berpengaruh pada aktifitas sehari-hari.
b)    Derajat 1
Disebut juga dengan dismenore ringan yaitu rasa nyeri yang berlangsung beberapa hari sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri tanpa disertai pemakaian obat.
c)    Derajat 2
Disebut juga dismenore sedang yaitu rasa nyeri yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan aktifitas sehari-hari.
d)    Derajat 3
Disebut juga dismenore berat yaitu rasa nyeri yang sangat hebat, yang tidak berkurang walaupun minum obat dan tidak mampu bekerja sehingga membutuhkan istirahat dan meninggalkan aktifitas sehari-hari selama satu hari atau lebih.
3.    Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore
a.      Status Gizi
1)    Pengertian Status Gizi
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan (Waryana, 2010; h.6)
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Setiyabudi, 2007 ; h. 32).
2)    Peran gizi pada pertumbuhan wanita
Pada remaja perempuan, saat memasuki masa pubertas berat badan mencapai kira- kira 60% berat dewasa. Mencapai puncak kecepatan berat badan sekitar 8 kg/tahun. Pertumbuhan otot tetrjadi bersamaan dengan pacu tumbuh tinggi badan dan otot. Rata-rata kecepatan pertumbuhan berat badan sekitar 9 kg/tahun. Nutrisi menentukan pertumbuhan badan. Bila asupan nutrisi dalam jumlah yang kurang optimal akan berdampak pada perlambatan proses pertumbuhan dan perkembangan maturasi/ pematangan seksual. Sebaliknya, bila asupan nutrisi terlalu berlebih akan terjadi percepatan proses partumbuhan dan perkembangan seksual. Remaja membutuhkan nutrisi lebih dibandingkan dengan waktu anak- anak. Kebutuhan nutrisi mencapai puncaknya terutama pada saat pacu tumbuh mencapai maksimal.
Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, maupun air digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Paath, dkk, 2004; h. 69-70)

Tablel 2.2 Gambaran angka kecakupan Gizi golongan remaja putri umur 13-19 tahun.
Golongan
Umur
BB
TB
Energi
Protein
13-15  tahun
40 kg
152 cm
2220 kkal
57 gram
16-19 tahun
53 kg
160 cm
2360 kkal
62 gram
Sumber : Paath, 2005; h. 49).
3)    Pengukuran Status Gizi
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandangan gizi, maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Menurut Sulistyowati (2009 ; h. 31) status gizi seseorang ditentukan oleh terpenuhi atau tidaknya kebutuhan akan zat-zat gizi. Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi menentukan kriteria status gizi seseorang dan merupakan gambaran tentang apa yang dikonsumsi dala jangka waktu yang lama. Cara yang sederhana untuk menentukan status gizi dewasa adalah dengan menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh).
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Antopometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks masa tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja (Waryana, 2010; h. 111) :


Rumus penggunaan IMT adalah sebagai berikut:


 




Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun, berstruktur tulang belakang normal, bukan wanita hamil atau menyusui. Penggolongan status gizi berdasarkan nilai IMT ini dapat dilihat dalam tablel. (Arisman, 2007 ; h. 51)
Pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) meliputi:
a)    Tinggi Badan
Tinggi badan (TB) merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang, merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang.
Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan adalah timbangan tinggi badan atau timbangan jarum, timbangan ini digolongkan peralatan yang sederhana, namun dari satu alat ini diperoleh dua keuntungan yaitu mengetahui berat badan dan tinggi badan.
b)    Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
Berat Badan (BB) merupakan ukuran antropometri yang paling banyak digunakan, alat penimbangan yang dipilih haruslah kuat, tidak mahal, mudah dijinjing, dan akurat hingga 100 gram. Selain itu, timbangan harus diperiksa ulang (kalibrasi) setiap akan digunakan.
Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia.
NILAI IMT
KATEGORI
< 17,0
Kurus Kekurangan BB tingkat berat
17,0 – 18,5
Kurus kekurangan BB tingkat ringan
>  18,5 – 25,0
NormaL
>  25,0 – 27,0
Gemuk kelebihan BB tingkat ringan
>  27,0
Gemuk kelebihan BB tingkat berat
Sumber : Supariasa, 2002 ; h. 61)
4)    Hubungan Status Gizi Obesitas dengan Nyeri haid (Dismenorea).
Masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan .
Remaja putri sering melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih kudapan. “Makanan sampah” (junk food) kini semakin digemari oleh remaja, baik sebagai kudapan maupun “makan besar”. Disebut makanan sampah karena sangat sedikit (bahkan ada yang tidak sama sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan C, sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium tinggi. Proporsi lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% total kalori yang terkandung dalam makanan itu (Kristina, 2010).
Prostaglandin adalah semua kelompok yang diturunkan dari asam lemak 20-karbon tak jenuh, terutama asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase; prostaglandin terlibat dalam berbagai proses fisiologis (Dorland, 2005 ; h. 899).
Menurut Diaz (1998) dalam Utami (2009) menyatakan semakin banyak lemak semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, sedangkan peningkatan kadar prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai penyebab dismenore.
Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah.
5)    Hubungan Status Gizi Kurang dengan Nyeri Haid (Dismenore)
Faktor konstitusi merupakan penyebab nyeri haid. Faktor ini, yang erat hubunganya dengan faktor tersebut diatas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat memengaruhi timbulnya dismenore .
Masalah status gizi makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus, berat badan turun, anemia, dan mudah sakit . Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh kita, termasuk salah satunya adalah zat besi. Dimana bila status gizi tidak normal dikawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tudak baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya anemia (Kristina, 2010).
b.      Umur Menarche.
1)    Pengertian
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil (Paath, dkk, 2004 ; h. 69)
Menarche menurut Hinchliff (1999) adalah periode menstruasi yang pertama terjadi pada pubertas seorang wanita.
Menurut Pearce (1999) menarche diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seseorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul pada usia 11 sampai 14 tahun. Perubahan penting terjadi pada masa si gadis menjadi matang jiwa dan raganya melalui masa remaja siwanita dewasa. Hal ini menandakan bahwa nak tersebut sudah memasuki tahap kematangan organ seksual dalam tubuhnya.
Menarche merupakan pertanda adanya suatu perubahan status social dari anak-anak ke dewasa.

2)  Umur saat menarche
Menstruasi pertama dalam bahasa kedokteranya menarche yang berhasil dari bahasa yunani yang berarti “Permulaan bulan”. Berlaku pada kisaran umur 12 tahun atau bahasa agama akil balig. Pendarahan (menstruasi) untuk pertama kali disebut menarche pada umur 12-13 tahun. (Aulia, 2009 ; h. 32)
Menarche marupakan menstruasi pertama yang biasanya terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi (Proverawati dan Misaroh, 2009; h. 58-59).
Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun. Statisik menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umur.
Proses menstruasi bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun walaupun ada yang lebih cepat sekitar umur 9 tahun dan selambat­lambatnya umur 16 tahun.
Menurut Harlow (1996) dan Laurel D. Edmunson (2006) dalam Anugroho (2008) salah satu faktor resiko dismenore primer adalah menstruasi pertama pada usia amat dini (earlier age at menarche). Telah mencatat faktor risiko pada dismenorea primer antara lain usia saat menstruasi pertama <12 tahun.

c.      Psikologis.
1)     Pengertian
Stres dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuain antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya (Terry dan Gregson, 2005 ; h. 44)
Stres adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (Stimulus Stressor). Stres merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kematangan berfikir, tingkat pendidikan, dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Tekanan stres (Stressor) akan membebani individu dan mengakibatkan gangguan keseimbangan fisik ataupun psikis (Hartono, 2007; h. 9)
Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis (Hawari, 2008 ; h. 17-20)
Menurut Rafisahankar (2008) dan Irawan (2007) dalam Djanjendra (2007) dikatakan Stres adalah reaksi terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres menurut adalah tanggapan manusia pada setiap perubahan atau tuntutan, baik yang sifatnya internal maupun eksternal. Stres sering diartikan secara sekilas sebagai tekanan yang dihadapi sehari-hari. Orang stres adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental menerima kenyataan yang ada.
Menurut  Dr. Robert J. Van Amberg (`1979) dalam Hawari (2008; h. 27-33) dikatakan membagi  tahapan stres sebagai berikut :
a)      Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan persaan-perasaan sebagai beriukut :
(1)    Semangat bekerja keras, berlebihan (over acting)
(2)    Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
(3)    Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan.
(4)    Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa disadari cadangan energy semakin menipis.


b)      Stres tahap II
(1)  Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar
(2)  Merasa mudah lelah sesudah makan siang
(3)  Lekasmerasa capek menjelang sore hari
(4)  Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
(5)  Detak jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
(6)  Otot-otot punggung dan tengkuk tetasa tegang
(7)  Tidak bisa santai
c)      Stres tahap III
(1)  Gangguan lambung dan usus semakin nyata : misalnya keluhan “Maag”, buang air besar tidak teratur (Diare)
(2)  Ketegangan otot-otot semakin terasa
(3)  Perasaan Ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
(4)  Gangguan pola tidur (Insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia).
(5)  Koordinasi tubuh tergangnggu (Serasa mau pingsan).
d)      Stres tahap IV
(1)  Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang meneganagkan.
(2)  Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
(3)  Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.
(4)  Kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).
e)      Stres tahap V
(1)  Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam.
(2)  Ketidak mampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
(3)  Gangguan system pencernaan semakin berat
(4)  Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
f)       Stres tahap VI
(1)  Debaran jantung terasa teramat keras.
(2)  Susah bernafas (Sesak dan magap-magap).
(3)  Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.
(4)  Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
(5)  Pingsan (kolaps).
Beberapa gejala awal akibat stres dapat dibagi menjadi keluhan somatik, psikis dan gangguan psikomotor dengan atau tanpa gejala psikotik (Hartono, 2007 ; h. 15-17).
a)    Keluhan Somatik (Sakit)
Keluhan somatik antara lain adalah sebagai berikut:
(1)     Gangguan cerna
(2)     Nyeri dada atau debar jantung (Papitasi)
(3)     Insomnia berupa sulit tidur atau tidur tapi mudah terbangun
(4)     Gangguan yang tidak spesifik seperti sakit kepala atau tidak nafsu makan
(5)     Nyeri otot, letih, lesu, tidak bergairah
b)    Keluhan Psikis
Keluhan psikis antara lain adalah sebagai berikut :
(1)  Putus asa, merasa masa depan suram.
(2)  Sedih dan merasa bersalah
(3)  Impulsive dan mudah marah
(4)  Selalu tegang dan suka menyendiri
c)    Gangguan Psikomotor
Gangguan psikomotor antara lain adalah sebagai berikut:
(1)  Gairah kerja/belajar menurun
(2)  Mudah lupa dan konsentrasi berkurang.
Menurut pendapat Terry dan Gregson (2005; h. 111-112) tanda-tanda distres adalah :
a)    Merasakan detak jantung berdebar-debar
b)    Sesak nafas, gumpalan lendir di tenggorokan, nafas pendek dan cepat.
c)    Mulut kering, gangguan pencernaan dan nausea
d)    Diare, sembelit, perut gembung
e)    Ketegangan otot secara keseluruhan khususnya rahang, kertak gigi.
f)     Kegelisahan, hiperaktif, menggigit kuku, mengetok jari, menginjak-ijnjakkan kaki, meremas-remas tangan.
g)    Lelah, capek, lesu, sulit tidur, merasa sedih, sakit kepala, sering sakit seperti flu.
h)    Berkeringat khususnya ditelapak tangan dan bibir atas, merasa gerah.
i)      Tangan dan kaki dingin.
j)      Sering ingin kencing
k)    Makan berlebihan, kehilangan selera makan, merokok lebih banyak.
l)      Makin banyak minum alkohol, hilangnya ketertarikan pada seks.
2)     Pengukuran stres
Untuk mengetahui derajat stres pada diri seseorang, dipakai alat ukur stres menurut Terry dan Gregson. Penilaian ini berisi 20 kuesioner, kuesioner yang digunakan antara lain :
a)    Mudah tersinggung oleh orang atau hal-hal remeh
b)    Merasa tidak sabar.
c)    Merasa tidak mampu mengatasi.
d)    Merasa gagal.
e)    Sulit mengambil keputusan.
f)     Tidak tertarik pada orang.
g)    Merasa tidak menemukan seseorang yang bisa diajak bicara tentang masalah-masalah anda.
h)    Sulit berkonsentrasi
i)      Merasa terabaikan sama sekali
j)      Gagal menyelesaikan tugas/pekerjaan sebellum melakukan tugas/pekerjaan berikutnya, dengan meningalkan pekerjaan itu tidak selesai.
k)    Mencoba untuk melakukan banyak hal sekaligus
l)      Merasa cemas atau tertekan
m)  Tanpa sadar agresif.
n)    Merasa bosan
o)    Mengubah pola minum, merokok atau makan
p)    Mengubah tingkat aktivitas sosial
q)    Menangis atau ingin menangis
r)     Merasa kecapean selalu
s)    Mengalami hal-hal berikut lebih sering : nyeri punggung dan leher, pusing, nyeri dan sakit otot, kram dan kejang urat, sembelit, diare, hilang selera makan, rasa panas dalam perut, gangguan pencernaan dan nausea.
t)     Melakukan dua atau lebih hal berikut : menggigit kuku, menggepalkan tinju, mengetok jari, menggeretakkan gigi, membungkukkan bahu, menginjak-injakan kaki, sulit tidur.
Metode penilaiannya dengan cara memberikan skor a sampai d pada setiap pertanyaan, pada pertanyaan no. 1, 5, 7, 8, 14, 16, 17 dan 18 nilai (d) = 6, (c)= 4, (b) = 2, (a) = 0. Pada pertanyaan no. 2, 6, 9, 10, 11, 15, 19, dan 20 nilai (d) = 3, (c)= 2, (b) = 1, (a) = 0. Pada pertanyaan no. 3, 4, 12, dan 13 nilai (d) = 30, (c)= 20, (b) = 10, (a) = 0.  Skor a artinya hampir tidak pernah dikerjakan, b artinya kadang ‑ kadang, c artinya sering dan d artinya hampir selalu dikerjakan. Untuk memperoleh sejauh mana tingkat stres seseorang nilai (skor) dari 20 kuesioner dijumlahkan. Jika jumlah nilai 0-39 dikatakan tidak mengalami stres. Sedangkan jumlah nilai antara 40-59 orang tersebut mengalami stres ringan. Jika nilai 60-79 orang tersebut mengalami stres sedang dan jika jumlah nilai 80-100 orang tersebut mengalami stres ekstrem atau berat (Terry dan Gregson, 2005 ; h. 388-389).
3)     Hubungan stres dengan dismenore
Respon stres dikoordinasikan dengan upaya tubuh oleh system syaraf otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenore ditimbulkan oleh ketidak seimbangan pengadilan syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi rangasangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istimus dan istium uteri internum menjadi hipertonik.
Dalam Jurnal (Occupational and Environmental Medicine) resiko untuk merngalami disminore ini meningkat hingga sepuluh kali lipat pada wanita yang mempunyai riwayat disminore dan stres tinggi sebelumnya dibandingkan dengan wanita yang tidak mempunyai riwayat tersebut sebelumnya.
Tubuh bereaksi saat mengalami stress, faktor stres ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Tanda pertama yang menunjukan keadaan stres adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres yang menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan meningkat.
Disisi lain saat stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi. Peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika menstruasi (Isnaeni, 2010).
Hanifa (2005) menyatakan bahwa pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,apalagi jika mereka tidak dapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.


B.     Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka pada pembahasan di atas maka tersusunlah kerangka teori sebagai berikut :


                                                                          
                                                                         
                                                                                      





Gambar 2.1  Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi setyabudi (2007). Terry dan Gregson (2005).
                     Anugroho (2008). Paath (2005).


                                                                           BAB III

METODE PENELITIAN

A.     Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka yang mengacu pada masalah-masalah (bagian-bagian) yang akan diteliti atau berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk skema (Hidayat, 2007).
Masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara .
Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep digambarkan sebagai berikut :





Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian disminore primer pada remaja putri semester IV umur  17-21 tahun.
 


  1. Status Gizi
  2. Umur Menarche
  3. Psikologis
 

 


:



Gambar 3.1  Kerangka Konsep
Sumber : Modifikasi Hanifa (2005),  Anugroho (2008),  Handoyono (2001)

B.     Variabel Penelitian
Variabel bebas (Independen) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau terikat. Jadi, dalam penelitian ini variabel  bebas atau independennya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer yaitu status gizi, umur menarche, psikologis.

C.     Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional.
No
variabel
Devinisi Operasional
Parameter Dan Kategori
Alat Ukur
Skala pengukuran
1
Status Gizi
Keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu
Parameter : IMT
Kategori :
1.    Sangat kurus = IMT < 17,0
kode 1
2.    Kurus = IMT 17,0-18,5
Kode 2
3.    Normal = IMT 18,0-25,0
kode 3
4.    Gemuk = IMT 25,0-27,0
kode 4
5.    Sangat gemuk = IMT > 27,0 kode 5
Timbangan BB injak dan Alat Pengukur TB
Ordinal
2
Umur Menarche
Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) .
1.  <10 tahun
Kode 1
2.  10-16 tahun
Kode 2
3.  >16 tahun
Kode 3

Kuesioner
Ordinal
3
Psikologi
Sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya.
1.  Tidak Stres = skor 0-39
kode 0.
2.  Stres ringan = skor 40-59
kode 1
3.  Stres sedang = 60-79
Kode 2
4.  Stres berat = skor 80-100
Kode 3
Kuesioner
Ordinal

D.     Ruang Lingkup Penelitian
1.     Ruang lingkup
Ruang Lingkup Penelitian ini termasuk kompetensi bidan yang ke-9 dalam melaksanakan asuhan kebidanan Kesehatan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi yaitu “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17 - 21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara.”
2.     Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Akademi Kebidanan Islam Al-HIkmah Jepara.
3.     Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu yaitu pada bulan Juli 2011.         

E.     Rancangan dan Jenis Penelitian
1.            Jenis / desain Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dengan studi deskriptif. Studi deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. (Sugiyono, 2007; h. 29).
Penelitian ini merupakan penelitian studi diskriptif yang dilakukan untuk menjelaskan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer pada remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dimana peneliti menggunakan rancangan cross sectional yaitu suatu metode penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005 ; h. ).
2.            Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian
a.    Populasi
                     Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Saryono, 2010; h.88).
                     Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri semester IV yang tercatat sebagai mahasiswa di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara yang berjumlah 85 mahasiswa.
b.    Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008; h. 81). .
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara  yang mengalami dismenore yaitu 45 mahasiswa.
c.    Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2008; h. 93).
Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007 ; h. 85).
1)    Kriteria Inklusi
Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah remaja putri di Akademi Kebidanan Islam Al- Hikmah Jepara yang:
a)    Bersedia menjadi responden.
b)    Berumur 17-21 tahun.
c)    Remaja putri yang mengalami dismenore.
d)    Mahasiswa semester IV.
2)    Kriteria Eksklusi
Eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang :
a)    Tidak mengalami dismenore
b)    Remaja putri umur < 17 tahun
c)    Remaja putri umur > 21 tahun
d)    Tidak tercatat sebagai mahasiswi Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara.





3.            Teknik   Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
a.    Data Primer
Data  primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek-objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2008; h. 12).
Data tersebut mencakup data jumlah remaja putri semester IV umur 17-21 tahun, sejumlah 85 mahasiswa yang pernah mengalami dismenore di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Mayong Jepara dengan cara peneliti mengisi instrumen yang telah tersedia.
b.    Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2008; h. 12).
Data sekunder yang digunakan untuk mendukung data primer diperoleh dari Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara, yakni jumlah remaja putri semester IV yang berumur 17 - 21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara tahun ajaran 2010-2011 dengan cara pengumpulan jurnal presensi dan konfirmasi pada bagian pendidikan yaitu yang berjumlah 85 mahasiswa.
4.            Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data, instrumen penelitian ini berupa kuesioner.




5.            Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka data akan melalui beberapa tahapan yaitu :
a) Editing (seleksi data)
Dimana penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan diteliti apakah kekeliruan atau tidak dalam penelitian.
b) Coding (pemberian data)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data. Dalam hal ini adalah umur menarche, setiap item pertanyaan umur menarche diberi kode 1 jika dijawab <10 tahun, kode 2 jika 10-16 tahun, kode 3 jika >16 tahun. Status gizi diberi kode 1 jika sangat kurus, kode 2 jika kurus, kode 3 jika normal, 4 jika gemuk dank ode 5 jika sangat gemuk. Psikologi diberi kode 0 jika tidak stres, kode 1 jika stres ringan, kode 2 jika stres sedang, kode 3 jika stres berat.
c) Scoring (penilaian)
Setelah pemberian kode selesai kemudian dilakukan scoring sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti. Dalam hal ini adalah status gizi dan psikologi. Kategori status gizi sangat kurus = skor(IMT<17), kurus = skor(IMT 17,0-18,5), normal = skor (IMT 18,5-25,0), gemuk = skor (IMT 25,0-27,0), sangat gemuk = skor (IMT > 27,0). Kategori psikologi, tidak stres jika = skor 0-33, stres ringan jika = skor 40-59, stres sedang = skor 60-70, stres berat = skor 80-100.
d) Tabulating (pengelompokan data)
Pada tahap ini, jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-tabel.
e)  Memasukkan Data (Entry Data)
Data dari jawaban-jawaban  masing-masing responden yang sudah diberikan kode dan sudah dikelompokkan dimasukkan kedalam program komputer SPSS 14.0 for windows (Alimul, 2007; h. 107-108, Notoadmodjo, 2010; h. 177).
b. Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data univarian yakni analisa data yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variable.
(Notoadmodjo, 2010; h. 182).
6.            Etika Penelitian

a)    Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent)

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak responden selama pengumpulan data. Ibu menyusui yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan dan mengikuti penelitian lebih lanjut. Sedangkan mereka yang tidak bersedia menjadi responden peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya.

b)    Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, responden tidak diharuskan untuk mencantumkan nama pada lembar kuesioner atau nama dicantumkan dalam inisial huruf. Kemudian lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.

c)    Confidentiality

Confidentiality atau Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden.
(Alimul, 2007; h. 82-83).
7.            Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara rinci kegiatannya, yang dilakukan dalam waktu singkat dan terjadwal yang sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

A.     Gambaran Umum Lokasi Penelitian
     Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan islam AL-HIKMAH Jepara selama 1 minggu pada bulan Juli 2011.
     Akademi Kebidanan islam AL-HIKMAH Jepara terletak di desa Pelemkerep Kecamatan Mayong kabupaten Jepara yang beralamat di Jl. Raya Mayong (Depan Pasar Mayong).              
     Awal dari berdirinya Akademi Kebidanan Islam Al – Hikmah Mayong Jepara adalah ketika dalam rapat Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Al Hikmah Mayong Jepara yang diadakan pada hari Ahad Kliwon tanggal 19 Desember 2004 dengan melihat aset dan fasilitas yang dipunyai Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah Mayong Jepara. Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah Mayong Jepara yang saat ini telah mengelola Tk Tarbiyatul Atfal, Maddin Nuruddin, SMP,SMA,STM,SMEA Islam Al Hikmah dengan  jumlah siswa 1912 anak yang terletak di jalan pancur Gang I Pelemkerep Mayong Jepara dengan memiliki aset gedung 50 lokal dan tanah seluas 6.300 m2, pengurus Yayasan terpanggil untuk mendirikan Perguruan Tinggi yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat dan belum ada di kabupaten Jepara yang berupa Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara. Adapun batas wilayah Akademi Kebidanan Islam AL-HIKMAH Mayong Jepara  adalah sebagai berikut :
a)  Sebelah Utara             : SMP Islam Al-Hikmah.
b)  Sebelah Selatan          : SMA Islam Al-Hikmah.
c)  Sebelah Barat             : SMP Islam Al-Hikmah
d)  Sebelah timur              : Rumah Penduduk Pelem Kerep Mayong Jepara

B.     Hasil penelitian
1.   Status gizi
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi status gizi remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara.
Status Gizi
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
Sangat Kurus
9
20
Kurus
Normal
Gemuk
10
25
1
22
56
  2

45
100

Berdasarkan Tabel 4.1 dari 45 responden, diketahui bahwa 25 responden (56%) mengalami status gizi normal, sedangkan 1 responden (2%) mengalami status gizi gemuk.
2.   Usia Menarche
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Usia Menarche remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-HikmahJepara .
Usia Menarche
Frekuensi (f)
Persentase (%)
<10 tahun
3
7
10-16 tahun
>16 tahun
41
1
91
2

45
100

Berdasarkan Tabel 4.2 dari 45 responden, diketahui bahwa 41 responden (58%) mengalami menstruasi pertama kali umur <10 tahun, dan 1 (2%) mengalami menstruasi pertama kali umur >16 tahun.

3.   Psikologis
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi psikologi remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara.
Psikologi
Frekuensi
(f)
Persentase
          (%)
Tidak Stres
19
42
Stres Rendah
Stress Sedang
Stres Berat
15
8
3
33
18
  7

45
100

Berdasarkan Tabel 4.3 dari 45 responden, diketahui bahwa 26 responden (58%) mengalami stress saat mengalami dismenore, sedangkan 19 responden (42%) tidak mengalami stress saat dismenore.

C.     Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan akan dilakukan pembahasan lebih lanjut. Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Umur 17-21 Tahun Di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara” yang dilakukan di Akademi Kebidanan Islam al-Hikmah Jepara periode Juni 2011 dengan cara membagikan kuesioner kepada responden sebanyak 45 responden, dan analisa yang digunakan adalah analisa univariat yaitu analisa dengan menggunakan distribusi frekuensi sehingga dapat mengetahui prosentase suatu kelompok terhadap seluruh pengamatan, maka dapat dibahas secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore pada remaja putri umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam AL-HIKMAH Jepara  adalah sebagai berikut:
Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore pada remaja putri umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam AL-HIKMAH Jepara tersebut diantaranya, pertama faktor psikologi karena faktor psikologi menduduki prosentase tertinggi yaitu sebanyak 26 responden (58%) remaja putri mengalami dismenore saat menstruasi. Hal ini terjadi karena faktor stres ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri dan meningkatnya kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika menstruasi
Kedua, faktor status gizi yaitu sebanyak 20 responden (44%) Hal ini dikarenakan karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.
Ketiga adalah faktor umur menarche karena faktor ini menduduki prosentase terkecil dari faktor-faktor yang lain yaitu sebanyak 1 responden (2%) remaja putri umur 17-21 tahun mengalami menarche pada umur >16 tahun. Sedangkan perincian secara khusus dari masing-masing faktor di antaranya adalah sebagai berikut :
1.  Status gizi
Dilihat dari hasil rekapan kuesioner yang telah disebarkan ditemukan bahwa sebagian besar remaja putri umur 17-21 tahun mengalami status gizi normal yaitu sebanyak 25 responden (56%) dan status gizi gemuk adalah sebanyak 1 responden (2%).
Menurut Diaz (1998) dalam Utami (2009) menyatakan semakin banyak lemak semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, sedangkan peningkatan kadar prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai penyebab dismenore. Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah.
Hasil penelitian yang dilakukan Gunawan (2002) di empat SLTP di Jakarta menunjukkan bahwa nyeri haid ditemukan tinggi pada siswi SLTP dengan faktor gizi kurang, kurang melakukan kegiatan fisik, siswi dengan kecemasan sedang sampai berat (Agustyaningsih, 2010)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagaian besar responden mengalami tingkat status gizi normal 25(56%), sedangkan status gizi kurus dan status gizi gemuk 20 responden (44%). Hal ini dikarenakan masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.
2.  Faktor Umur Menarche
Berdasarkan hasil penelitian pada 45 responden, bahwa sebagaian besar responden mengalami menstruasi pertama kali umur 10-16 tahun yaitu 41 responden (91%), sedangkan 1 responden mengalami menstruasi pertama kali umur>16 tahun sebanyak (2%).
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mengalami menstruasi pertama kali pada usia yang normal yaitu pada usia 10-16 tahun sebanyak (91%). Hal ini dikarenakan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan.
Menurut Agustyaningsih (2010) salah satu faktor resiko dismenore primer adalah menstruasi pertama pada usia amat dini (earlier age at menarche).

3.  Faktor Psikologi
Berdasarkan hasil penelitian pada 45 responden, diketahui bahwa 19 (42%) responden tidak mengalami stres saat dismenore sebanyak, dan 3 responden (7%) responden mengalami stres berat saat dismenore.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mengalami stres saat dismenore yaitu 26 responden atau (58%). hal ini dikarenakan tubuh bereaksi saat mengalami stres, faktor stres ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Tanda pertama yang menunjukan keadaan stres adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres yang menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan meningkat. Disisi lain saat stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi. Peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika menstruasi (Isnaini, 2010).
Dari hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah Anik Hidayatin yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan menstrusi (Dysmenorrhoe) pada remaja putri di MTS Negeri Tuban didapatkan 76 responden (76%) dismenore karena faktor psikis mengahapi ujian.


BAB V
PENUTUP

A.   Simpulan
      Setelah diaanalisa dan dilakukan pembahasan terhadap data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner, maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Sebagian besar status gizi remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara adalah normal yaitu berjumlah 25 responden (56%).
2.      Sebagian besar umur menarche remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara adalah normal berjumlah 41 responden (91%).
3.      Sebagian besar psikologi remaja putri semester IV umur 17-21 tahun di Akademi Kebidanan Islam Al-Hikmah Jepara adalah mengalami stres ringan saat dismenore berjumlah 15 responden (33%).

B.   Saran
1.    Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang memperluas wawasan pribadi sehingga dapat menjadi satu landasan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa terutama yang terkait dalam bidang penelitian dan kesehatan reproduksi remaja.


2.    Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai sumber referensi untuk penelitian berikutnya dan sebagai bahan bacaan diperpustakaan serta sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan reproduksi remaja.
3.    Bagi Tempat penelitian
Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan lebih banyak serta tempat yang berbeda agar memperoleh hasil yang maksimal.
4.    Bagi Remaja
Diharapkan agar semua remaja putri dapat membaca hasil karya tulis ilmiah ini  agar dapat menjadi bahan referensi dan dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut.



DAFTAR PUSTAKA



Proverawati, Atikah. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika; 2009. h. 2-3; 11;  58-59.

Andira, Dita. Seluk-Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta : A+Pluss Books; 2010. h. 41.

Hestiantoro, Andon. Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas. Jakarta: FKUI; 2008. h. 3-4.

Gregson, Olga. Managing Stress . Yogya: BACA ; 2005. h 110-113; 388-389

Monks. 2007.Kelompok Usia remaja. (http://www.suarakarya-online.com).diakses tanggal 17 Januari 2010.

Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC ;2002. h. 61.

Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta : RAJAWALI PERS; 2010. h.30-31

Sulistyowati. Rahasia Sehat dan Cantik Sampai Usila. Yogyakarta;C.V ANDI ;2009. h. 1; 51-52.

Setiawan, Ari. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahanya. Yogyakarta: Nuha Medika ; 2010. h. 69

Hawari, Dadang. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta :FKUI; 2008. h.23; 27-33.

Heryati. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.Jakarta : EGC; 2005. h.49.

Setiawan dan Saryono. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV,S1, dan S2. Jogjakarta : Nuha Medika; 2010.h.98       

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta; 2008.h. 85

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP; 2006.h. 229.


Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika; 2008.h. 67. 


1 komentar:

  1. blog dan isinya mantap, semoga bermanfaat bagi yang lain juga mbak,,Amien
    sukses terus buat mbk Iva :)

    BalasHapus